UNIMMA. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UNIMMA apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc. (foto: unimma)
Siedoo.com - UNIMMA. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UNIMMA apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc. (foto: unimma)
Daerah

Luar Biasa! UNIMMA Tambah Doktor Lagi, Kali Ini di Bidang Farmakoekonomi

MAGELANG, siedoo.com – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) tambah doktor lagi. Yakni Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc yang berhasil meraih gelar Doktor di bidang Farmakoekonomi dari Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ujian disertasi dilaksanakan pada Senin 23 September 2024 di hadapan lima penguji. Sebagai promotornya Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp. FRS serta kopromotor Dr. apt. Dwi Endarti, M.Sc dan Prof. Dr. apt. Susi Ari Kristina, M. Kes.

Di depan promotor, Fitriana menyampaikan disertasi dengan judul ‘Determinan Biaya Penyakit Kanker Payudara, Serviks dan Paru-paru sebagai Pertimbangan Penyesuaian Tarif INA-CBG’s: Studi Kasus di RS Pusat Kanker Dharmais’.

Dijelaskan, berdasarkan data yang dirilis oleh WHO, pada tahun 2020 ada sekitar 396.914 kasus kanker di Indonesia.

“Biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat tiap tahunnya dengan biaya terapi kanker menempati urutan ke 3 dari 10 peringkat terbesar biaya penyakit katastropik. Prevalensi tiga penyakit kanker tertinggi pada tahun 2020 tercatat kanker payudara sebesar 16,6 %, kanker serviks 9,2% dan kanker paru-paru 8,8%,” ujarnya.

Dengan subyek pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada bulan Januari-Desember 2020 di RS Kanker Dharmais, data determinan dilihat dari tiga karakteristik yaitu karakteristik pasien, karakteristik penyakit, karakteristik terapi.

“Komponen biaya medis langsung dilihat dari masing-masing penyakit berdasarkan biaya utama yang terdiri dari biaya kemoterapi, biaya radioterapi, dan biaya prosedur bedah,” tuturnya.

Fitriana mengungkapkan, dalam penelitiannya diperoleh hasil rata-rata total biaya pasien kanker payudara sebesar Rp.30.663.935 ± Rp18.789.304; kanker serviks sebesar Rp.29.890.009 ± Rp.14.807.735 dan kanker paru-paru sebesar Rp.20.864.030 ± Rp.14.927.562.

“Determinan yang mempengaruhi biaya terapi pasien rawat inap adalah kelas, stadium dan LOS pada pasien kanker payudara. Kemudian jenis kelamin dan LOS pada pasien kanker paru-paru. Sementara itu, pada pasien rawat jalan dipengaruhi oleh kelas, usia dan stadium pada pasien kanker serviks. Sedangkan pasien kanker paru-paru dipengaruhi oleh kelas dan usia,” jelasnya.

Baca Juga :  Kampus Merdeka, Penuhi Tuntutan Kebutuhan Dunia Kerja

Lebih lanjut, Fitriana mengatakan penelitian tersebut berhasil dipublikasikan dalam 3 paper international journal Q1 dan 1 oral international conference. (unimma/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?